BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk
Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan
untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan
baik. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri.Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, manusia hidup
berkelompok. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah
saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu
dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan
menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok
dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang
relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin
dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan
kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi
suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam
membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan
mereka.
2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang diuraikan, banyak permasalahan yang didapatkan. Permasalahan tersebut adalah :
- Bagaimana menjadi seorang pemimpin ?
- Teori-teori yang berkaitan dengan kepemimpinan ?
- Tipe-tipe kepemimpinan ?
- Syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik ?
- Masalah dalam hal kepemimpinan ?
3. TUJUAN PENULISAN
Ada pun tujuan dari penulisan ini adalah :
ü Melatihdanmeningkatkanpengtahuandankreatifitasmahasiswa.
ü Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang
memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Dalam prakteknya,
sering diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal
pengertian tersebut berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya
memimpin, sedangkan kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus
dimiliki seorang pemimpin. Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan
secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dan dalam wujudkan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli manajemen mengenai
timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang
lainnya. Ada tiga teori yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
- Teori Genetis
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leader are born and
not made”. Penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ia telah
dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimana pun seorang
ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia
dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi
pemimpin.
- Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”,
maka penganut social mengatakan sebaliknya yaitu “leaders are made and
not born”.Penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat
menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
- Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis danteori
sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya
dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan. Teori ini menggabungkan segi-segi
positif dari kedateorigenetis dan teorisosial dan dapat dikatakan teori
yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian
penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat
mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
timbul sebagai pemimpin yang baik.
Beberapa ahli berpendapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
- Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
- Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
- Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
- Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
- Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
- Sedangakan menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
v Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang –
orang yang dipimpinnya.
v Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
v Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang
yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung
dalam kelompok anggota-anggota manajemen. Ketiga tingkatan tersebut
adalah :
- Manager puncak (Top Manager)
- Manager menengah (Middle Manager)
- Manager bawahan (Lower Manager/Supervisor)
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan
pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away
to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal
cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan
adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian
rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama
secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut
memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi
pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak
faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah
itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh
terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut
memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi
pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak
faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah
itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh
terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
2. UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan
sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan
organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki
2 aspek yaitu :
- Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
- Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
- Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di
Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan,
bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma
Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran
perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat
fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
ü Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.
ü Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai
emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik
dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
ü Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang
kuatinikemudiantercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
ü Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
- Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
ü Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh
gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
ü Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang
pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat
dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,
bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah
bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada
bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
- Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga
orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.
- Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan
harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.
- Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima tipe utama yaitu sebagai berikut :
1) Tipe kepemimpinan otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
- Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi.
- Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
- Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata.
- Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.
- Selalu bergantung pada kekuasaan formal.
- Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe otokratis tersebut di atas
dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia,
karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
2) Tipe kepemimpinan militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yag dimaksud dengan seorang
pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam
organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah
bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
- Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
- Senang kepada formalitas yang berlebihan.
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.
- Tidak mau menerima kritik dari bawahan.
- Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpinmiliteristis
jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang
ideal.
3) Tipe kepemimpinan fathernalistis
Tipe kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu
bersifat fathernal atau kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan
pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakkan bawahan mencapai
tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan bersifat terlalu
sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin fathernalistis dapat dikemukakan sebagai berikut :
- Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
- Bersikap terlalu melindungi bawahan.
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisiatif daya kreasi.
- Sering menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat
diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya
pemimpin fathernalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap
organisasi yang dipimpinnya.
4) Tipe kepemimpinan karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukn
sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui
ialah tipe pemimpin seperti inimempunyai daya tarik yang amat besar, dan
karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para
pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti
ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena kurangnya seorang
pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin
yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers),
perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan, profil, pendidikan
dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
karismatis.
5) Tipe kepemimpinan demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis
dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan
karena tipe kepemimpinan ini selalu mendcahulukan kelompok dibandingkan
dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut :
- Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak pada pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia.
- Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
- Senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya.
- Mentolelir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif dan prakarsa dari bawahan.
- Lebih menitikberatkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
- Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
- Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis,
jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
Syarat-syarat pemimpin yang baik
Seorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada
waktu lahirnya yang memang telah diberkahi dengan bakat-bakat
kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui
pendidikan pengalaman kerja. Pengembangan kemampuan itu adalah suatu
proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang
bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai
syarat-syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pmimpin, akan
tetapi beberapa diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
- Pendidikan umum yang luas
- Kemampuan berkembang secara mental
- Ingin tahu
- Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang gereralist yang baik juga.
- Kemampuan analistis
- Memiliki daya ingat yang kuat
- Mempunyai kapasitas integratif
- Keterampilan mendidik
- Keterampilan berkomunikasi
- Pragmatismo
- Mempunyai naluri untuk prioritas
- Personalitas dan objektivitas
- Sederhana
- Berani
- Tegas
- Dan sebagainya.
3. MASALAH KEPEMIMPINAN
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidak
lah boleh di diamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan.
Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi
setiap masalah yang muncul.
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi
orang untuk melakukan sesuatu.Gaya
tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya
kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana
perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan
atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan
gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan
pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan
negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima
dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya :
- Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan
dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat
dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi
dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai
sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini
pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman.
Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan
pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan
pegawai yang kurang kompeten.
- Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
- Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan
pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
- Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin
menghindari kuasa dan tanggung- jawab, kemudian menggantungkannya kepada
kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya
sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan
yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga
sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian
para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat
ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang
dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang
terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat
orang-orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.Pemimpin yang
positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya
merupakan pemimpinyan terbaik.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan
seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh
Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin
memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu
bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah sebagai berikut :
- Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf
kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas
tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian.
Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan.
- Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada
bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil,
mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan
dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi
dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas.
- Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya
bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak
memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses
pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan
berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan
telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda.
- Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang
dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik
apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan,
sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu
atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter
semata, tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar
dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki
kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang
pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif
sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh
adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang
dipimpinnya.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin.
Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa
memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti.
Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin
kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.Kembali kita
saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun
pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa
yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama
dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin
bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari
kekuatanpribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan
pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa
mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri.
Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk
memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan
menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah
orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang
lain tanpa mengendalikan diri.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik
dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Seseorang
dikatakan sebagai pemimpin apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang
tak dapat dipisahkan. Karena untuk jadi pemimpin bukan hanya berdasarkan
suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya
yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori
maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Semakin tinggi kedudukan
seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya
kemampuan berfikir secara konsepsional dan makro. Semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan semakin generalist,
sedangkan semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia
menjadi spesialist.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside
out).
No comments:
Post a Comment